blog post.jpg
SHARE THIS POST

Download Aplikasi Ngedongeng di



Alkisah, di goa kapi tinggal-lah naga kecil yang hidup bersahabat dengan manusia ladang. Manusia ladang pun membiarkan anak-anaknya untuk bermain bersama dengan si Naga Kecil. Pada suatu hari, Naga Kecil bermain kejar-kejaran dengan 3 anak ladang. Di tengah-tengah sepunya permainan, tiba-tiba salah satu dari anak ladang 1 bersisik dengan dengan anak ladang 2 dan 3. “Lihatlah Naga Kecil, ia memakai mahkota di kepalanya. Padahal ia hanya keluar untuk bermain bersama kita saja kan.” Kata anak ladang 1. Lalu, anak ladang 2 pun menjawab. “Bukannya ia selalu memakai mahkotanya setiap saat ya?” Anak ladang 3 pun berkata, “Aku punya ide, bagaimana kalau kita mencopot mahkota itu dari Naga Kecil?” usulan itupun disetujui oleh kedua anak ladang lainnya.


Anak ladang 3 pun langsung bertanya kepada Naga Kecil mengapa ia menggunakan mahkotanya saat sedang bermain. Maka, ketiga anak ladang pun langsung mengeroyok dan menarik-narik mahkota yang sebenarnya adalah jambul Naga Kecil. Hal ini tentu saja membuat Naga Kecil marah. Maka, secara tak sadar Naga Kecil menyemburkan api panas ke tubuh ketiga anak adang.

Untungnya mereka bertiga dapat menghindar dan tidak celaka. Namun setelah itu, Naga Kecil dijauhi oleh ketiga anak ladang. Bahkan ketiga anak ladang itu menyebarkan isu kepada teman-temannya bahwa Naga Kecil adalah makhluk yang jahat. Alhasil, Naga Kecil pun tidak lagi punya teman bermain. Namun, Naga Kecil tidak marah dengan hal ini, ia senantiasa berusaha sabar dan menahan diri.

Melihat Naga Kecil yang sedang main sendiri, maka seorang kakek menyapa Naga Kecil. “Mengapa kamu di sini sendirian wahai Naga Kecil?” Naga Kecil pun menjawab pertanyaan sang kakek. “Tidak ada lagi yang mau berteman denganku Kek. Teman-temanku menjauhiku karena aku bisa menyemburkan api.” Jawab Naga Kecil dengan murung. Lantas, si kakek pun menasehati Naga Kecil. Kakek mengatakan kepadanya, bahwa tidak semua makhluk bisa menyemburkan api. “Naga Kecil ingatlah, bahwa dalam anugerah juga terkandung masalah. Maka, anggap saja masalah sebagai anugerah dalam bentuk ujian yang artinya harus kamu selesaikan. Sehingga masalah pun akan menjadi anugrah.” Lanjut nasihat kakek yang kemudian pergi.

blog post.jpg

Download Aplikasi Ngedongeng di



Naga Kecil pun membenarkan nasihat kakek. Sejak saat itu, ia lebih bersyukur dengan anugrah yang ia miliki. Naga Kecil juga ingin memanfaatkan anugrahnya yang dapat menyemburkan api itu untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. Setelah itu, Naga Kecil pergi meninggalkan goa kapi dan ia menemukan goa liangga dan ia tinggal di sana. Di tempat yang barunya, Naga Kecil merasa sangat disayang dan dihargai, karena ia selalu memakai apinya untuk kebaikan makhluk lain. Hingga, banyak manusia maupun binatang yang senang berteman dengannya. Kasih sayang yang diberikan oleh mereka pun membuat Naga Kecil sangat merasa berharga. Ia pun jadi teringat kakek itu, sebab berkat nasihatnya ia menjadi lebih baik lagi.

Pada suatu saat, di tengah orang-orang yang menyukainya, Naga Kecil menemukan seorang sahabat yang bernama Mani Kenik. Mereka berdua selalu menghabiskan waktu bersama dan melakukan banyak hal berdua saja. Namun, pada akhirnya, Mani Kenik harus pergi meninggalkan Naga Kecil untuk pergi ikut orang tuanya ke pulau seberang. Mulanya, Naga Kecil ingin ikut di mana pun Mani Kenik akan tinggal. Akan tetapi, Mani Kenik memberi tahu kepada Naga Kecil untuk tetap tinggal di goa liangga. Sebab, banyak sekali makhluk yang sangat membutuhkan Naga Kecil.

Maka. Naga Kecil pun berpisah dengan sahabat terbaiknya itu. Naga Kecil sangat sedih hingga ia tak bisa menahan gejolak emosinya. Akibatnya, Naga Kecil merasakan suhu panas yang berasal dari dalam tubuhnya. Hingga tanpa disadari panas dalam tubuhnya itu membuat tubuhnya menjadi berwarna ungu. Demikian pula dengan api yang keluar dari mulutnya, warnanya juga ungu. Saat api unggun itu tersembur, percikannya tidak sengaja mengenai Bunga Wijaya Kusuma yang sedang mekar. Hingga membuat bunga itu layu. Naga Kecil pun sangat menyesali perbuatannya yang tidak sengaja, ia pun meminta maaf kepada Bunga Wijaya Kusuma berkali-kali.

blog post.jpg

Saat itu, Bunga Wijaya Kusuma tidak sama sekali marah kepada Naga Kecil yang telah membuat beberapa bunganya melayu. Bunga Wijaya Kusuma malah tersenyum kepada Naga Kecil. “Marahlah, jangan engkau tersenyum padaku, sungguh hukum-lah aku ini.” kata Naga Kecil. Maka Bunga Wijaya Kusuma pun mengatakan bahwa jika ia marah dan menghukum Naga Kecil, maka bunganya yang sedang kuncup lainnya pun gagal untuk mekar. Naga Kecil yang mendengar jawaban dari Bunga Wijaya Kusuma pun tertegun.

Naga Kecil pun kini ia tahu bagaimana cara untuk menebus kesalahannya terhadap Bunga Wijaya Kusuma. Ia pun bertekad untuk melatih konsentrasi dan perasaannya agar ia bisa menyemburkan api bening. Sebab dengan api bening, bunga-bunga Wijaya Kusuma yang layu itu akan segar dan mekar kembali. Naga Kecil berlatih terus menerus untuk mengontrol emosinya. Sampai pada suatu saat, Naga Kecil menjadi lebih tenang sehingga api yang menyembur dari mulutnya menjadi berubah warna. Kini api yang keluar dari mulut Naga Kecil berwarna biru, api ini bisa mematangkan tanpa harus membara. Api bening yang menjadi tujuannya belum juga terbentuk. Naga Kecil terus berusaha untuk melatih emosinya agar lebih tenang dan sabar. Berkat usahanya itulah, Naga Kecil berhasil menghilangkan segala rasa kebencian, kesedihan, dan rasa yang tidak pernah puas.

Saat merasa dirinya lebih tenang, maka Naga Kecil mencoba menyemburkan api dari mulutnya. Saat itu, api yang tersembur berwarna hitam. Ia sangat kaget dengan perubahan yang dialaminya ini. Naga Kecil kemudian mencoba untuk lebih mengendalikan dirinya, menjadi jauh lebih tenang. Saat itu, Bunga Wijaya Kusuma mengatakan kepada Naga Kecil agar ia melakukannya dengan kasih sayang. Alhasil, api yang keluar saat Naga Kecil mencoba untuk menyemburkan api lagi menjadi bening tak berwarna. Pada saat itulah Naga Kecil merasakan kebahagian yang luar biasa sampai tak bisa diucapkan.

blog post.jpg

Download Aplikasi Ngedongeng di



Kini Naga Kecil pun tahu, bahwa warna api yang disemburkannya tergantung pada perasaan dan kondisi jiwanya. Selama ini Naga Kecil tidak tahu, bahwa dirinya dan juga semua makhluk bisa menciptakan dan menyemburkan api bening dari tubuhnya, yakni semburan api yang sejati. Selama ini. Naga Kecil hanya tahu bahwa yang membuat orang-orang kagum dengan dirinya adalah karena ia menyemburkan api berwarna merah membara. Sebab ia tadinya mengira bahwa api merahlah yang mempunyai banyak manfaat.

Peristiwa ini pun berhasil membuat Naga Kecil dapat menebus kesalahannya terhadap Bunga Wijaya Kusuma. Ia pun menyemburkan kembali api dari mulutnya, api sejati inilah yang membuat bunga yang semula layu menjadi mekar kembali.

blog post.jpg