Download Aplikasi Ngedongeng di
Di sebuah dunia kecil yang sangat indah, diantara dunia yang sangat besar dan menakutkan ini. Penduduk yang beraneka ragam, hidup rukun tanpa ada kekacauan. Musim semi yang indah membuat dunia kecil itu semakin berbunga.
Terletak jauh di dalam pohon besar hiduplah sebuah dunia kecil. Dunia yang dihuni bukan oleh manusia namun oleh binatang yang menggemaskan. Muli dari rubah, kelinci, tupai, tikus, musang, marmut, dan lain sebagainya. Mereka hidup dengan damai, saling menjaga, melindungi, dan berbagi layaknya kehidupan manusia yang damai.
Billi seekor Tupai yang cerdik. Ia sering membuat keributan yang tak masuk akal. Tak hanya di koloninya namun juga di dunia kecil itu. Hingga suatu hari Ia diusir dari dunia kecil itu karena sebuah hal. Mungkin ini bukanlah suatu masalah besar baginya namun bagi dunia kecil itu sungguh memalukan.
Suatu hari tepat sebelum Billi diusir dari dunia kecilnya yang indah.
Kicauan burung menghiasi di musim semi pagi itu. Matahari menyapa setiap tanaman yan ada. Tetesan embun mulai berjatuhan dari daun dan ranting-ranting pohon. Hewan-hewan mulia keluar dari sarang dan beraktivitas seperti biasanya. Ada yang sibuk mencari makan, ada yang sibuk menata sekitar tempat tinggal mereka, bahkan ada yang sedang berolahraga dan mandi layaknya manusia pada umumnya. Pemandangan pagi yang indah.
Namun di rumah kecil yang biasa saja belum terlihat aktivitas apapun.
“ kringggg.. Kringggg.. Kriingggg” suara alarm dari sebuah jam weker tua yang memaksa untuk berbunyi. Rasa-rasanya jam ini sudah tak tahan dengan tempat itu.
“PRAKKKKKK..” jam terjatuh
Yang benar saja, pemiliknya melempar jam itu ke dinding. Pemandangan yang mengerikan.. hal itu terjadi di kamar Billi saja. Memang benar-benar dia ini.
“ Billi.. Billi.. Billi bangunlah, ayo bangun. Cepatlah... kau ini. Ayolah, aku mohon!” Mencoba membangunkan Billi dengan sekuat tenaganya, bahkan hingga mengguncang tubuhnya.
“ YA!” teriak Billi, “Apa-apaaan kau ini, mengganggu tidurku. Astaga” terbangun dari tempat tidurnya.
“Sudahlah.. itu tak penting, ada hal yang lebih penting.” sambung laki-laki itu. Ia bernama Jojo, seekor Tikus, teman yang loyal, ramah, dan tentunya ceria. Ia seekor tikus yang kesepian di dalam koloninya. Dianggap berbeda dan aneh, entah mengapa demikian. Mungkin karena warna bulunya yang sedikit berbeda.. entahlah..
“Ada apa? Jangan mengatakan tak berguna pagi-pagi begini” berkata sambil mengusap-ngusap wajahnya yang baru saja bangun tidur. “Baiklah terserah padamu” ujar Jojo.
Sebenarnya, sebentar lagi musim dingin akan tiba. Saatnya untuk mendapatkan makanan sebanyak mungkin. Namun di musim semi kali ini mereka mengalami kesulitan mendapatkan makanan. Banyak hewan-hewan yang di tangkap dan di karantina. Selain itu banyak petani yang gagal panen sehingga sumber makanan mereka hanya makanan sisa itu pun masih harus bersaing dengan para manusia kardus. Belum lagi dengan hewan-hewan lainnya.
Keadaan ini membuat pasokan makanan mereka berkurang.
“Kalian harus mengumpulkan makanan sebanyak mungkin. Sebentar lagi musing dingin, kita harus bersiap dengan kemungkinan terburuk yang mungkin akan terjadi” sayup-sayup pidato Roni terdengar. “Kita harus mampu bertahan dari musim dingin yang akan datang, aku yakin pada kalian tak akan membiarkan kawan kalian kelaparan. Maka bawakan makanan untuk mereka. Demi kawan!”
“Demi Kawan!!!” teriak semua warga yang menyaksikan.
Semua penduduk mulai membicarakan bagaimana cara mera mendapatkan makanan. Semua warga mulai keluar sarang, dewasa, muda, tuan renta, bahkan anak-anak. Makin hari makin susah saja mencari sumber makanan. Mereka semakin khawatir, semakin banyak yang kembali tanpa membawa satupun makanan. Roni dengan kekuasaannya mulai bertindak semena-mena. Ia mulai menghukum siapa saja yang kembali tanpa makanan. Mulai mengawasi siapapun bahkan menyewa para pemukul. Ya.. Roni. Ia pemimpin dunia kecil itu, pemimpin yang semena-mena dan semaunya.
Melihat semua dari kejauhan Billi dan Jojo hanya dapat menghela napas panjang. “Perasaanku buruk tentang hal ini kawan” ucap Jojo. “Diamlah dan jaga ucapanmu” sahut Billi.
“Lalu apa lagi? Apa kau yakin mereka dapat bertahan?!” tambah Jojo dengan serius