Login with


Go-Dongeng adalah sebuah tim yang bekerja dalam bidang pengembangan teknologi berbasis digital dan fokus pada bacaan anak. Tim Go-Dongeng mulai terlibat dalam dunia sastra anak sejak tahun 2017. Tim ini menghasilkan karya berupa kumpulan cerita dongeng untuk anak-anak yang dapat diakses melalui tautan go-dongeng.com.

Di dalam lamannya ini, dapat ditemukan slogan dari tim Go-Dongeng, yaitu: “Memberi pesan mendidik tanpa hardik”. Go-Dongeng memiliki tujuan yang juga sejalan dengan slogan mereka itu: mendidik anak-anak tanpa perkataan keras atau membentak.

Selain laman internet, Go-Dongeng juga mengembangkan sebuah aplikasi berisi kumpulan dongeng yang diberi nama “Ngedongeng”. Aplikasi ini dikembangkan untuk gawai dan dapat diunduh melalui Google Play Store.

Tim Go-Dongeng tergerak untuk membentuk laman dan aplikasi dongeng untuk anak-anak karena munculnya sinetron yang berisi pesan yang jauh dari nilai moral. Tim yang terdiri atas empat sampai lima orang ini menilai bahwa keberadaan media pendidikan tertulis yang menghibur serta menampilkan karakteristik yang baik sangat diperlukan. Laman dan aplikasi dongeng yang mereka kembangkan juga bertujuan untuk memberi pesan mendidik tanpa hardik.

“Mendidik tanpa hardik” sekaligus menjadi slogan tim Go-Dongeng. Menurut tim tersebut, pendidikan secara tidak langsung memiliki nilai yang utama dan sering diingat. Pesan moral yang disampaikan melalui pendidikan akan langsung terbayang oleh pembaca. Tanpa adanya pengajaran, pesan moral dapat disampaikan kepada pembaca.

Laman dan aplikasi yang dikembangkan oleh tim Go-Dongeng ini ditujukan untuk anak-anak berusia 8 sampai 10 tahun. Tim sendiri menyarankan bahwa layanan mereka diakses oleh anak-anak yang usianya berada di rentang tersebut Konten yang mereka sediakan bergenre narasi-fiksi, sebab semua konten yang mereka sediakan berupa dongeng dan cerita anak.

Tim Go-Dongeng menyebutkan bahwa dengan mengembangkan laman dan aplikasi untuk anak, mereka dapat memberikan ilmu yang berguna dan bermanfaat bagi anak-anak. Selain itu, dalam pengelolaan laman “Go-Dongeng” dan aplikasi “Ngedongeng”, tim juga mengalami berbagai tantangan. Mereka menyebutkan, bahwa tim kadang tidak mempunyai ide untuk diubah menjadi konten, atau sebaliknya, ide yang dimiliki sulit diubah menjadi konten. Selain ide, terdapat pula kendala waktu.

Di zaman teknologi dan digital ini, tim Go-Dongeng harus bersaing dengan begitu banyak laman dan aplikasi yang memiliki tujuan dan kegunaan serupa. Tim Go-Dongeng juga melakukan upaya untuk memastikan agar laman dan aplikasi mereka tidak kalah menarik dibandingkan dengan produk lainnya. Upaya yang mereka lakukan adalah menyajikan kalimat yang kreatif serta menyajikan masalah kekinian yang disertai dengan pesan moral sepadan.

Tim Go-Dongeng juga mempunyai harapan yang hendak dicapai. Sebagai pengembang konten digital, ada pula harapan atau target yang ingin dicapai oleh tim. Mereka berharap agar laman mereka dapat mencapai 100 pembaca setiap hari dan 3000-4000 pembaca setiap bulan, serta mengalami peningkatan jumlah pembaca sebesar 5% setiap tahun. Sebagai pemerhati anak dan penulis atau penyedia konten untuk anak, tim Go-Dongeng juga mempunyai harapan terkait dunia bacaan anak digital di Indonesia. Mereka berharap agar bacaan digital yang berkembang tidak hanya berperan sebagai media penghibur. Bacaan digital juga dapat berperan sebagai media pengajaran untuk anak-anak agar mereka menyukai kegiatan membaca dongeng dan memahami nilai moral yang diajarkan di sekolah dasar.

Sebagai pengembang aplikasi digital yang baru dan masih berkembang, tim Go-Dongeng berpotensi menghasilkan bacaan yang berkualitas untuk anak-anak. Ditambah lagi, tim Go-Dongeng menghasilkan semua karyanya sendiri dengan penuh pertimbangan agar berkualitas untuk anak. Penerbit bacaan anak seperti inilah yang memberikan harapan bagi dunia sastra anak dan perlu diperhatikan, didukung penuh oleh pemerintah dan para orang tua.


Pengantar oleh Adela Ayu, Galuh Kania, Rafli Syahrizal (Universitas Indonesia | Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya | Program Studi Indonesia)