blog post.jpg
SHARE THIS POST

Download Aplikasi Ngedongeng di



Dulu kala, ada sebuah kerajaan kecil yang berada di tepi Sungai Brantas. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang Baginda Raja yang terkenal dengan kemurahan hatinya. di Kerajaan tersebut. Tinggal lah seorang rakyat yang amat terkenal dengan kecerdikannya dan kepiawainnya dalam bersyair, namanya adalah Abu Saloka.


Baginda Raja sangat percaya dan suka dengan Abu Saloka. Maka, tidak ada henti-hentinya untuk Baginda Raja memerintah kan Abu Saloka guna menyelesaikan suatu tugas yang berat. Baginda Raja pun kerap kali memanggil Abu Saloka untuk datang ke istananya. Hal ini karena setiap tugas yang diberikan oleh Baginda Raja kepada Abu Saloka selalu terselesaikan dengan baik.

Abu Saloka pun dipanggil untuk datang ke istana oleh Baginda Raja. Maka, siang hari itu juga Abu Saloka menghadap ke istana. Baginda Raja pun menyambut Abu Saloka dengan senyuman. “Ampun Baginda Raja, apa yang bisa hamba lakukan hingga hamba ini dipanggil.” kata Abu Saloka. “Semalaman aku tidak bisa tidur, karena perutku sangat sakit. Kata tabib, aku kena serangan angin.” kata Baginda Raja. “Aku memanggilmu ke mari, karena aku menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya.” lanjut Baginda Raja.

Mendengar perkataan Baginda Raja, Abu Saloka hanya terdiam. Ia membungkam mulutnya, sehingga tak ada sepatah kata pun terucap. Saat itu, ia dibuat bingung dengan perkataan Baginda Raja. la tidak memikirkan bagaimana cara menangkap angin nanti, tetapi ia masih bingung bagaimana cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu memang benar-benar angin. Karena ia tahu bahwa angin adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat. Bagi Abu Saloka , tidak ada benda yang lebih aneh dari angin. Angin tidak seperti halnya air yang walaupun tidak berwarna tetapi masih bisa dilihat mata. Sedangkan angin tidak, yang hanya sebatas bisa dirasakan saja. Sedangkan, Baginda Raja hanya memberi Abu Saloka waktu tiga hari saja untuk menangkap angin.

blog post.jpg

Download Aplikasi Ngedongeng di



Abu Saloka pun pulang dengan tugas dari Baginda Raja. Tentunya Abu Saloka tidak begitu sedih dengan menerima tugas aneh itu. Karena Abu Saloka berpikir jika menyelesaikan perkara yang aneh adalah pekerjaannya dan ia senang akan hal itu. Ia sangat yakin, bahwa dengan berpikir, maka segala masalah akan teratasi dengan baik, sebab, tidak akan ada masalah tanpa memiliki jalan keluar.

Ia pun memikirkan bagaimana mengatasi persoalan aneh tersebut. Hingga sampai hari kedua, akalnya belum juga menemukan solusi untuk menangkap angin apalagi memenjarakannya. Sedangkan besok adalah hari terakhir yang telah ditentukan oleh Baginda Raja. Sungguh perkara ini adalah hal yang rumit daripada perkara-perkara sebelumnya yang bisa Abu Saloka atasi dengan mudah dan cepat. “Apakah kali ini aku tidak akan mendapatkan pundi-pundi emas seperti biasanya, apakah sudah saatnya aku dihukum oleh Baginda Raja karena aku gagal untuk tugas ini.” Kata Abu Saloka khawatir.

Abu Saloka pun berjalan gontai menuju istana. Ia pasrah dengan keputusan yang nantinya akan diberikan Baginda Raja kepada dirinya. Namun, saat itulah ia ingat dengan jin yang ia temui di lampu ajaib miliknya. “Bukankah jin adalah sesuatu yang tidak terlihat?” Abu Saloka bertanya kepada dirinya sendiri. Abu Saloka pun tidak melanjutkan langkah kakinya menuju istana. ia malah berbalik badan dan berlari pulang. Ia telah menemukan suatu solusi yang bisa mengatasi perkara yang sedang ditugaskan Baginda Raja untuk ia selesaikan.

Sampai di rumahnya, Abu Saloka menyiapkan segala sesuatu yang akan bisa mengatasi perkara yang ditugaskan Baginda Raja kepadanya. Setelah itu, Abu Saloka kembali lagi ke istana dengan langkah kaki yang mantap. Ia pun berandai-andai untuk mendapatkan banyak hadiah dari Baginda Raja yang bisa ia bagikan kepada orang-orang yang membutuhkan di luar istana.

blog post.jpg

Baginda Raja pun menyambut kedatangan Abu Saloka dengan penuh harapan. Maka, Baginda Raja langsung bertanya kepada Abu Saloka. “Apakah engkau telah berhasil menangkap dan memenjarakan angin Abu Saloka?” tanya Baginda Raja ke Abu Saloka. “Sudah Tuanku Baginda Raja.” jawab Abu Saloka dengan yakin. Kemudian, Abu Saloka mengeluarkan sesuatu dari kantung bajunya. Ia mengeluarkan botol yang sudah di sumbat dengan kayu. Abu Saloka segera menyerahkan botol itu ke Baginda Raja.

Baginda nampak kebingungan dengan botol yang diberikan oleh Abu Saloka. Baginda Raja pun menimang-nimang botol itu. “Abu Saloka, jangan main-main denganku. Di mana angin itu?” tanya Baginda Raja dengan menahan amarah. “Angin itu ada di dalam Baginda Raja.” Abu Saloka menjawab pertanyaan Baginda Raja dengan penuh takzim. Lalu, Baginda Raja berkata kepada Baginda Raja “Tapi, aku tak melihat apapun.”

“Ampun Tuanku, angin memang tak bisa untuk dilihat dengan mata. Akan tetapi bila Baginda Raja ingin tahu angin seperti apa, maka Baginda Raja harus membuka tutup botol itu.” jelas Abu Saloka. Mendengar penjelasan dari Abu Saloka, maka Baginda Raja pun membuka tutup kayu. Setelah tutup botol dibuka, Baginda mencium bau yang amat busuk. Rupanya bau kentut itu begitu menyengat hidung sanga Baginda Raja. “Bau apa ini Abu Saloka?” tanya Baginda sangat marah.

“Ampun Tuanku Baginda Raja yang mulia. Hamba tadi buang angin, lalu hamba masukkannya ke dalam botol. Karena hamba takut angin yang hamba buang itu keluar, maka hamba memenjarakannya dengan cara menyumbat mulut botol dengan kayu.” kata Abu Saloka ketakutan.

blog post.jpg

Download Aplikasi Ngedongeng di



Mendengar penjelasan dari Abu Saloka, Baginda Raja hanya tertawa. Ia tidak jadi marah, karena dalam hal ini Abu Saloka memang benar. Maka, Baginda Raja memerintahkan pelayannya untuk memberikan sekantong emas kepada Abu Saloka.

Mendapatkan hadiah dari Baginda Raja, tentu Abu Saloka sangat senang. Maka, ia pulang dari istana dengan penuh kesenangan. Ia pun segera menemui orang-orang yang tinggal di luar istana. ia menemui para pengemis, pedagang kecil, dan para petani. Abu Saloka membagikan kepingan emas yang ia peroleh dari istana kepada mereka semua secara merata.


Lagi-lagi, orang-orang yang ditemui oleh Abu Saloka sangat takjub dengan kebaikan dari Abu Saloka. Maka, salah seorang pedagang yang Abu Saloka temui bertanya kepadanya. “Ulah apa lagi yang engkau perbuat, wahai orang yang cerdik, sehingga engkau mendapatkan hadiah lagi dari Baginda Raja?” Abu Saloka pun menjawabnya, “Aku tidak melakukan suatu hal yang berarti. Aku hanya kentut dan menaruhnya ke dalam botol lalu menyumbatnya dengan kayu. Itulah yang kuberikan kepada Baginda Raja. Mulanya ia sangat marah, tapi kemudian ia tertawa dengan apa yang kuberikan kepadanya.” Jawab Abu Saloka yang kemudian membuat si pedagang tertawa hingga geli. Lagi-lagi, Abu Saloka berbuat sesuatu yang tak terduga, akan tetapi selalu mendatang kan suatu keberuntungan.

blog post.jpg