blog post.jpg
SHARE THIS POST

Download Aplikasi Ngedongeng di



Pada zaman dahulu, di lembah Arai, ada dua buah benda yang bersahabat karib yaitu Besi dan Air. Besi seringkali berbangga akan dirinya sendiri, karena ia merasa sangat kuat dan keras. Selain itu, banyak orang-orang yang menyukai Besi karena ia sangat bermanfaat. “Lihatlah betapa tubuhku ini sangat kuat dan keras. Sementara tubuh kamu lemah dan lunak. Hahaha.” Kata Besi menyombongkan diri.



blog post.jpg

Download Aplikasi Ngedongeng di



Pada suatu waktu, Besi menantang Air untuk berlomba menembus suatu gua yang sebelumnya belum pernah bisa dilalui oleh benda lainnya. Besi ingin membuktikan kepada Air bahwa ia adalah benda yang sangat kuat dibandingkan dengan Air dan benda-benda yang lainnya.



Dalam tantangan ini, Besi membuat aturan: barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka maka ia dinyatakan menang. Sedangkan, Air menuruti begitu saja aturan dari Besi. Besi dan Air pun segera menuju ke gua. Letak gua sangat jauh dengan rumah mereka. Sehingga, mereka harus menempuh perjalanan selama berhari-hari.



Selama perjalanan, Besi selalu membicarakan tentang kehebatannya. “Lihatlah ke atas! Ada jembatan yang terbuat dari sebangsaku. Sedangkan, di bawah jembatan itu ada sebangsamu yang mengalir pelan di sungai. Air di sungai itu hanya menjadi penghalang bagi orang-orang untuk mencapai tujuannya. Sedangkan, bangsaku, Besi, kami mempermudah perjalanan orang-orang.



blog post.jpg

Air yang mendengarkan cacian dari Besi sangat marah luar biasa. Air mengakui kebenaran yang disampaikan oleh Besi. Sehingga, hal ini membuat Air enggan untuk marah. Lagipula, Besi adalah sahabat karibnya selama ini.



Di perjalanan selanjutnya, mereka melihat menara yang menjulang tinggi. Menara itu adalah tower yang memancarkan sinyal telepon kepada orang-orang. Tower itu terbuat dari Besi. “Lihatlah di sana Air! Ada tower menjulang tinggi yang juga terbuat dari besi.Banyak orang yang sangat senang denganku, karena aku bisa membantu mereka untuk memancarkan sinyal.” Tentu hal ini berbeda dengan dirimu dan sebangsamu. Lihat di seberang tower itu, ada perkotaan yang sedang kebanjiran. Orang-orang di sana sangat kesusahan akibat ulah sebangsamu. Kasihan mereka. Apakah Air hanya bisa membuat orang-orang sengsara?”

Sementara itu, Air sangat geram. Ia dan bangsanya sebenarnya tidak ingin membuat manusia kesusahan dengan kehadirannya yang membuat banjir. Ia ingin mengatakan kepada Besi, bahwa banjir itu akibat dari ulah orang-orang sendiri yang tidak mau membuang sampah pada tempatnya. Bahkan sungai-sungai tempat Air mengalir digunakan untuk tempat sampah.

blog post.jpg

Download Aplikasi Ngedongeng di



Di samping itu, Air juga ingin mengutarakan bagaimana pentingnya ia dan bangsanya dalam kehidupan manusia. Ia dan bangsanya adalah kebutuhan pokok setiap orang. Ia adalah minuman yang setiap hari dibutuhkan oleh manusia. Selain itu, ia juga mencukupi kebutuhan manusia seperti halnya untuk memasak, mandi, dan mencuci. Bahkan tidak hanya manusia, ia juga bermanfaat untuk hewan dan tumbuhan. Semua makhluk hidup membutuhkan Air.


Namun, hal tersebut tidak sampai hati untuk ditunjukkan Air kepada Besi. Ia tidak mau seperti Besi yang terlalu menyombongkan diri. Air saat itu hanya berpikir, apa bedanya ia dengan Besi jika ia juga akan berbuat sombong seperti yang dilakukan oleh Besi. Air tidak mau menyombongkan betapa besar manfaatnya ia dalam kehidupan.


Hingga akhirnya, perjalanan mereka telah sampai tujuan. Gua yang menjulang tinggi dari batu-batuan besar kini berada di depan mereka. Besi semakin yakin dengan tubuhnya yang kuat dan keras, ia akan berhasil memenangkan tantangan yang ia buat sendiri. “Lihatlah aku Air. Tubuhku yang kuat dan keras ini akan menghantam batu-batu itu hingga kau nantinya akan berhasil sampai di luar gua terlebih dahulu.” seru Besi menyombongkan dirinya lagi. “Benar Besi, tubuhmu memang kuat dan keras. Aku yakin kamu bisa menembus gua itu. Tapi, kita belum memulai taruhan ini. Aku sendiri juga yakin akan sampai di luar gua nantinya.”


Rintangan pertama, mereka harus melalui batu-batu yang keras dan tajam yang tak lain adalah penjaga gua. Besi mulai menunjukkan kekuatannya, ia menabrakkan tubuhnya ke batu-batu itu. Batu-batuan itu pun mulai runtuh karena hantaman yang amat keras dari Besi. Bahkan besi pun juga terluka tubuhnya.


Air berusaha mengatasi permasalahan, ia menetes sedikit demi sedikit kemudian melawan bebatuan itu. Ia mengikis batuan dengan perlahan tanpa memberikan rasa sakit yang berarti. Air melubangi batuan seperlunya saja agar ia bisa lewat tanpa merusak secara berlebihan. Melihat Air yang dengan mudahnya melewati rintangan tanpa terluka, membuat Besi menjadi marah.


Rintangan yang kedua adalah melalui celah sempit untuk tiba di dasar gua. Mereka berdua telah siap dengan masing-masing strategi. Besi mempunyai strategi untuk mengubah bentuknya menjadi mata bor. Akan tetapi celah-celah itu sulit untuk ditembus, semakin keras ia memutar memang celah itu semakin hancur yang akibatnya Besi sendiri pun menjadi terluka.


Air pun mengatasinya dengan cara mengubah dirinya mengikuti bentuk celah-celah itu. Ia bergerak dengan cara mengalir. Lalu, melewati celah bebatuan dengan leluasa dan mudah. Sehingga, ia bisa melalui rintangan tanpa tubuhnya mengalami kesakitan.


Rintangan ketiga, mereka harus mampu melewati lembah dan tiba di luar gua dengan selamat. Besi merasa kesulitan dengan tantangan yang ia buat sendiri. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Pada akhirnya ia berkata kepada Air, “Aku hanya akan mengakui kehebatanmu jika engkau dapat melalui rintangan terakhir ini!” kata Besi sangat murka dengan keberhasilan Air.

Besi pun melakukan hal yang sama seperti halnya saat melewati rintangan-rintangan yang sebelumnya. Meskipun sangat merasa kesakitan. Ia tetap melakukannya. Namun demikian, ia tak bisa sampai di luar gua. Ia telah menyerah dengan tubuh merasakan kesakitan yang luar biasa.

Sedangkan, Air melakukannya dengan hal yang berbeda. Kali ini Air mengambil risiko yang tinggi. Air segera mengubah bentuknya menjadi sebuah genangan. Air merasa kesulitan dengan tantangan kali ini, karena ia butuh panas matahari yang bisa membantunya menguap. Akhirnya air pun memasrahkan diri dan menunggu kesediaan matahari untuk membantunya menguap. Air terbang dengan leluasa atas bantuan angin. Kemudian, angin juga membantu mengembunkan air, sehingga Air pun turun sebagai hujan dan tiba di luar gua.

Dengan kelembutannya, air dapat mengatasi segala permasalahannya tanpa merusak dan mengacaukan karena dengan sedikit demi sedikit ia bergerak tetapi ia dapat menembus bebatuan yang keras. Demikian dengan hati seseorang yang hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih, bukan dengan paksaan dan kekerasan. Sebab dengan memaksa seseorang dan melakukan kekerasan terhadapnya, malah berdampak tidak baik.



Air selalu berusaha tabah menghadapi kesombongan dan hinaan yang dilakukan oleh Besi. Ia memang tidak membalasnya, karena air tahu bahwa balas dendam hanya akan menjadikan dirinya seperti Besi dengan tingkah yang lain.

blog post.jpg