blog post.jpg
SHARE THIS POST

Download Aplikasi Ngedongeng di



Di sebuah toko permen kecil hiduplah sebuah koloni Semut. Merek hidup dengan damai, saling membantu, dan tak kenal putus asa. Pagi itu took buka seperti biasa, mereka mulai bersiap untuk membawa pecahan permen, gula-gula, dan lainnya yang manis-manis. Penerapan segera dilakukan dan di pimpin oleh seorang Jendral. Ya, pengambilan ini layaknya operasi militer yang berbahaya.


“Bersiaplah!! Kalian harus berhati-hati. Bersiap untuk semua kemungkinan. Dan jangan sampai lupa, kalian harus kembali.” Pidato seorang Jendral di atas podium.

“Hidup sanga Ratu!” teriak salah satu prajurit di sana. “Hidupppp!” mereka semua bersorak sorai dengan penuh semangat.

Seperti biasanya mereka berangkat bersama-sama, berbaris dengan rapi agar tak terpisah dari koloni. Tak ada yang menarik dari koloni semut ini, mereka semua sama dengan bentuk yang sama pula. Namun jika dilihat lebih dalam lagi maka ada dua ekor semut yang tertinggal di belakang sana. Disaat yang lain telah ber siap dengan segala kemampuan dan persiapan untuk menghadapi semua yang mungkin akan terjadi mereka berdua justru datang terlambat dan tanpa persiapan.

“Hiii… tunggu kami, kami tertinggal” teriak seorang dari mereka.

Tak ada koloni yang melihat mereka, diabaikan begitu saja. Namun sang Jendral yang melihat mereka langsung menghentikan langkah mereka.

“Untuk apa kalian kamari? Ini bukan lokasi bermain anak-anak, ini medan pertempuran. ” Ucapan yang cukup menyakitkan dari Jendral itu.

“Kami ingin ikut dengan para prajurit itu untuk mencari makanan. Kami tidak sedang ingin bermain Jendral” Sahur Net salah satu diantara mereka. “dan kami bukan anak-anak. Kami sudah dewasa sama seperti mereka” lanjutnya.

“HA..HA..HA..., dewas?! Jangan bercanda kau bocah. HAHAHAH..” ejek sang Jendral pada dua semut itu.

Mereka memang sering mendapatkan ejekan itu. Akibat fisik mereka yang berbeda mereka selalu dianggap berbeda pula. kedua semut itu mencoba menjelaskan sebaik mungkin dengan keadaan mereka yang memang berbeda dari koloninya. Perbedaan bukanlah sebuah aib ataupun sebuah kekurangan yang bisa dibully atau di ejek oleh siapapun.

blog post.jpg

Download Aplikasi Ngedongeng di



Suatu ketika disaat koloni tengah bersiap untuk mencari makan seperti biasanya, mereka dikejutkan dengan suatu hal. Toko terlihat sangat ramai dari biasanya. Hal ini tentu akan sangat berbahaya jika mereka harus mencari makan. Jendral itu dilanda kebingungan. Ia berpikir dengan keras apa yang harus Ia lakukan. Semua koloni yang berkumpul juga merasakan kebingungan itu, mereka mulai berbicara hal-hal yang mungkin terjadi. Kematian, perjuangan yang sia-sia, kekurang makanan, dan Jendral yang terlihat kebingungan mencari cara.


Di tengah situasi yang tak pasti itu Jendral dikejutkan dengan dengan suara yang memanggilnya.

“Jendral..” suara muncul dengan lirik namun tegas. Jendral Pun menoleh ke arah sumber suara itu. “Siapa?” tanyanya. “Yang mulia Ratu memanggilmu” jawab suara tersebut.

“Sebaiknya kita batalkan saja operasi itu Jenderal. Keadaan sedang tidak mendukung kita.” ujar sang Ratu.

“Tidak Ratu, keadaan kita sedang tidak baik-baik saj. Kita sedang krisis makanan.” jelas sang Jendral.

Ratupun menyetujui rencana tersebut. Jendral berlalu menuju para koloni. Ia mulai menyampaikan perintah sanga Ratu.

blog post.jpg

di kejauhan dua semut yang berbeda menatap para koloni. Mereka menatapnya dengan perasan yang berampur, antara marah, sedih, dan kasihan. Ternyata selama ini sebenarnya mereka tahu rahasia besar sang Jendral perang tersebut. Tak disanga Jendral tak sepatuh dan seperhatian itu terhadap koloni. Ia sebenarnya hanyalah seorang penghianat dan pembohong ulung. Bahkan tanpa disadari banyak orang dialah yang telah membuat cadangan makanan terus mengalami penurunan. Ia bekerja sama dengan para tikus dan belalang untuk membuat semuanya seperti penyerangan.

Masih di hari yang sama. Sang Ratu dan sahabatnya yang kini menjadi pengawalnya merasakan Jendral dan kejanggalan terhadap sang Jendral dan penyerang yang sering terjadi.

“Padahal dia adalah orang yang takkan pergi tanpa perintah.” ujar sang pengawal. “Kau benar, aku pun merasa aneh dengan penyerang itu. Mereka selalu tahu tempat kita dan menyembunyikan makanan itu.” sahut sang Ratu. “Aku yakin ada yang tak beres Ratu” sambung sang pengawal.

blog post.jpg

Download Aplikasi Ngedongeng di



Jauh di dalam sebuah lubang yang terpisah dari tempat tinggal para koloni semut. Dua semut yang sering dianggap berbeda itu sedang merencanakan sesuatu. Mereka sudah tak tahan dengan semua hal yang dilakukan oleh Jendral terhadap koloninya. Di ruang yang sempit mereka berdua berdiskusi.

“Kita harus segera bertindak. Mengakhiri semuanya” salah satu diantara mereka berkata. “Bagaimana kita kan mengakhiri ini? Apa kau punya ide bagus?” sahut semut satunya. Semut yang berbeda karena kakinya yang cacat.

Mereka Pun mendiskusikan semua cara dan segala kemungkinan yang akan mereka hadapi ketika rencana mereka jalankan. Menyiapkan semua alat dan keperluan yang mereka butuhkan. Tanpa disadari salah satu pengawal Ratu mengawasi gerak-gerik mereka yang mencurigakan. Akhirnya mereka dipanggil oleh sang Ratu.

“Apa yang kalian rencanakan?” tanya sang Ratu. “Tak Ada baginda Ratu” jawab si Albino. Semut pemilik warna kulit aneh. “Jangan berbohong padaku!” tegas sang Ratu.

Dalam ruangan itu semua dalam keadaan tegang. Dengan perasaan yang sedikit ragu mereka menceritakan semuanya, mulai dari kebohong sang Jendral dan rencana mereka yang akan mereka jalankan. Setelah mereka menceritakan semuanya suasana dalam ruangan menjadi hening seketika.. tak ada yang bersuara.. semua menatap mereka berdua dengan tatapan yang mencurigakan. Mereka berdua tak nyaman dengan tatapan itu, namun apalah daya mereka tak bisa berbuat apa-apa, sudah tamat.

“Sudahlah kawan.. tak ada gunanya kita terus berada di sini. Mereka taakan percaya pada kita.” ujar si kulit albino.

Merekapun pergi begitu saja tanpa berpamitan dan melenggang begitu saja. Mereka sudah begitu muak dengan semua tingkah para makhluk dunia ini yang menatap mereka dengan aneh karena fisik ataupun keyakinan mereka yang berbeda.

Jenderal dan para koloni masih berjuang untuk mendapatkan makanan. Tak disangka Jendral merencanakan pembunuhan dengan alasan kecelakaan. Dengan segala cara kedua semut itu akan menggagalkan rencana itu. Mereka memuai dengan menculik satu persatu koloni, dan membujuk mereka dengan menunjukkan kenyataan yang ada di lapangan. Mereka para koloni benar-benar terkejut. Akhirnya mereka membantu kedua semut itu untuk menggagalkan rencana Jendral. Tak berselang lama beberapa diantara mereka berpura-pura mati. Jendral kembali dengan membawa kabar buruk, memelas, dan tangisan palsu.



Menunjukkan mayat di altar sang Ratu. Dan memenag Ia telah di tunggu oleh banyak orang di sana. Mengharap sebuah penobatan sebagai seorang pejuang namun tak disangka Ia akan mendapatkan hal lain.

Kedua semut itu datang dari pintu utama dengan para koloni dibelakangnya. Jendral sangat terkejut.

“Bagaimana mungkin!” ujar sang Jendral. “Apa kau terkejut Jendral?” tanya sang Ratu.

“Takkan ada lagi penipu di istana ini!” lanjut sang ratu.

Sang Jenderal diusir secara tidak hormat dari Istana Semut itu. Dan kedua Semut itu dinobatkan menjadi pahlawan oleh sang Ratu dan para koloni. Mereka mendapatkan tempat layaknya koloninya. Dan mereka pun hidup dengan bahagia tanpa ada pengucilan lagi.

blog post.jpg