Download Aplikasi Ngedongeng di
Kucing mengajak sang Tikus untuk pergi ke suatu ruangan di balik pintu besar yang indah. Tikus itu sangat heran dan kagum dengan kemegahan rumah itu. Ia bahkan hanya tahu secuil lokasi dari rumah itu. Kucing Terus berlalu hingga sampailah mereka di kamar si Kucing selama ini. Cukup luas, bersih, dan penuh dengan makanan. Tikus menatap sekitar deng perasaan takjub. Ia benar-benar merasa tertampar dengan keadaan ini. kehidupan mereka sangat berbanding terbalik.
Kucing mempersilahkan Tikus untuk masuk dan menikmati semua yang ada di sana. Sebenarnya Kucing juga merasa sangat bahagia, setelah sekian lama Ia baru memiliki teman selain majikannya itu. Ia menatap Tikus dengan penuh rasa penasaran yang luar biasa. Ia terus menatapnya apapun yang Tikus itu lakukan. Sebenarnya Tikus itu mulai tak nyaman dengan tatap itu, karena bagaimanapun Kucing adalah musuhnya. Namun Ia tak mau menunjukkannya karena itu akan sangat menyinggung sang kucing.
Sebenarnya setelah melihat semua fasilitas yang dimiliki sang Kucing, Tikus mencoba untuk membut rencana yang cerdik. Ia akan memanfaatkan si kucing untuk mencukupi makanan koloninya. Selain itu Ia bisa memanfaatkannya sebagai cara untuk menjadi pahlawan di mata koloni.
Sedangkan si Kucing pemalas yang merindukan seorang teman itu tidak memikirkan apapun kecuali seorang teman saja. Dan rasanya Tikus bisa menjadi teman untuknya. Tikus mulai menjalankan rencananya, ia mulai mengambil sedikit demi sedikit makanan sang Kucing. Tanpa ragu Ia membawa teman-temannya yang lain untuk membantunya membawa makanan. Kucing menganggapnya sebagai pertemanan yang manis dari sang Tikus. Ia mau untuk memperkenalkannya pada teman-temannya.
Semakin hari mereka semakin dekat, Tikus mulai memperalat sang Kucing agar mau mengambilkan makanan yang lebih banyak lagi. Dengan patuhnya Kucing mau untuk. Padahal tanpa Ia ketahui Tikus ahanya memperalatnya.
Di suatu sore yang indah, kucing mengajak tikus berjalan-jalan di taman rumah itu. Begitu indah dan megah, dihiasi bunga dan air mancur. Semuanya begitu sempurna di sana. Berjalan dengan menikmati setiap sudut yang ada, sambil mengobrol sesuatu yang receh namun itu sangat menghibur sang Kucing.
“Apa kau tahu kawan.. sudah sangat lama aku tak pernah menikmati suasana ini.” Kucing berkata.
“mengapa memangnya?” Tanya sang tikus.
“selama ini aku hidup di istana yang megah nan indah, siapa yang tak ingin tinggal di sini. Namun, sejujurnya aku tak begitu suka tinggal di istana ini” jelas Kucing.
“Mengapa kau tak menyukainya, istana ini begitu penuh makanan dan barang-barang yang membuat siapa saja nyaman bersamanya. Apa kau tak melihat keadaanku yang bahkan tinggal di selokan rumah ini.” jelas sang Tikus. Dengan ekspresi yang cukup jengkel karena Ia merasa Bahwa Kucing sedang mengejeknya.
“Hahahaha.. namun kau bahagia dengan hal itu bukan, kau tak pernah sendiri, kau bersama orang-orang yang kau sayangi bukan?! Cobalah lihat diriku ini kawan.. nasibku.. hahahahahahaha…” mengatakannya dan terus berjalan sambil tertawa. Sedang Tikus tersentak dan terdiam di tempatnya, ia tersadar dengan apa yang telah ia lakukan pada sang Kucing selama ini.