blog post.jpg
SHARE THIS POST

Download Aplikasi Ngedongeng di



Di sebuah rumah mewah yang megah, hiduplah seekor kucing yang sangat lucu dan menggemaskan. Ia hidup dengan seeorang majikan yang sangat kaya dan loyal, bahkan ia akan memberikan banyak hal pada kucing itu. Sang kucing hidup bak sultan di rumah itu, taka da yang menandinginya sebagai hewan peliharaan kesayangan sang majikan.


Kucing itu terlihat sangat gendut dan sehat, namun tubuhnya yang besar memebuatnya sangat pemalas. Sebenarnya dahulu ia merupakan kucing yang sangat ceria, berlarian kesana kemari dengan lincahnya. Majikannya sangat menyukai tingkahnya yang selalu ceria itu. Ia juga kucing yang penurut.

“Hi kucingku yang manis, kau mau apa?” ujar sang majikan sambil mengelus-elus kucingnya.

“Meonggg…” kucing itu menjawab.

Suatu hari majikannya akan pergi jauh ke luar negeri. Ia tak mengajak kucingnya yang menggemaskan itu. Kucing itu sangat sedih. Ia merasa tak disayangi lagi karena tak di ajak untuk pergi keluar negeri. Bahkan pikirannya sampai kemana-mana, mulai dari majikannya mempunyai peliharaan lain disana dan mungkin akan dibawa pulang untuk mneggantikannya. Ia tak bisa membayangkan jika itu sampai terjadi. Mungkin dia kan dibuang, menjadi kucing jalanan yang kotor dan sangat tak terawat.

“Ngeong…. Ngeong… ngeong…” suaranya yang sedang menangisi nasibnya.

“Kau kenapa sayang?” Tanya sang majikan ke kucingnya.

“Aku tak ingin kau tinggalkan, aku ingin tetap menjadi peliharaanmu. Jangan pergi..” kata kucing itu dengan bahasa kucingnya. Namun apalah daya majikannya tak bisa mengerti bahasanya. Ia hanya bisa terus mengeong dengan sangat keras.

blog post.jpg

Download Aplikasi Ngedongeng di



Hari kepergian majikannya tiba. Ia tak bisa berbuat apa-apa selain hanya mengeong dan berlarian di antaranya kaki majikannya saja. “ Sudahlah sayang.. aku pergi takkan lama. Jadi tunggu saja di rumah ya.” Ujar sang majikan. Sang majikanpun menaiki mobilnya dan melaju. Kucing itu hanya menatap lewat gerbang yang telah tertutup.


Hari-hari kucing itu sangat kesepian. Ia hanya termenung menunggu majikannya di depan pintu kaca rumah besar itu. Tak ada yang mengajaknya bermain lagi, rumah itu begitu sepi meskipun banyak orang yang ada di sana. Mereka hanya bekerja dan tak ada yang memperdulikan kucing itu. Ia sangat sedih dan tahu harus berbuat apa.


Seringkali Ia mencoba keluar untuk mencari teman namun selalu tak bisa, setiap pintu dan gerbang ditutup dengan rapat. Dan akhirnya Ia hanya termenung sendiri.

blog post.jpg

Hari demi hari Ia lewati dengan hanya bermalas berbuat-malasan. Ia tak punya gairah untuk bermain atau yang lainnya. Pekerjaannya hanya makan, minum, dan tidur saja. Meskipun di tempat yang sama yakni depan pintu menunggu majikannya yang tak kunjung datang. Ia begitu merindukannya.


Suatu hari ketika Ia sedang berjalan-jalan di loteng, ia bertemu dengan seekor tikus. Di depan pintu mereka berpapasan.

“cururu.. ruru..” sang kucing mendendang sambil melenggang.

Tikus sedang berlari karena di kejar-kejar tikus lain.

“BRUKKKKKK” suara tabrakan mereka berdua. Saling bertatap dan memelototkan mata masing masing.

“HWAAAAAA…” mereka berdua berteriak karena sama-sama terkejut. berteriak teriak ketakutan namun sama-sama tak beranjak dari tempatnya.

“Hwa.. hwa.. “ teriakan itu. Namun sang Tikus sepertinya sudah mulai lelah untuk berteriak dan ia diam. Melihat si kucing yang terus berteriak ia mengehntikannya. “Hi.. sudahlah..” kata sang tikus.

“Hawa.. hwa…”teriakan si kucing masih saja berlanjut. “PLAKKKKKK” suara tamparan

“Ya! Diamlah.. kau ini. seperti tak pernah bertemu Tikus saja.” Kata tikus dengan percaya dirinya.

“Au..!” sambil memegang pipinya.

“aku memang belum pernah bertemu dengan tikus” lanjut sang kucing.

Tikus itu terkejut dan heran melihat si kucing. Namun ia menahannya.

“Itu tak penting. Sekarang maukah kau membantuku?” kata sang tikus.

“Apa yang bisa kubantu memang” sang kucing bertanya.

“Bantu aku bersembunyi dari mereka” tikus melanjutkan.

“Baiklah.. ikut denganku.” Ujar kucing.

blog post.jpg

Download Aplikasi Ngedongeng di



Kucing mengajak sang Tikus untuk pergi ke suatu ruangan di balik pintu besar yang indah. Tikus itu sangat heran dan kagum dengan kemegahan rumah itu. Ia bahkan hanya tahu secuil lokasi dari rumah itu. Kucing Terus berlalu hingga sampailah mereka di kamar si Kucing selama ini. Cukup luas, bersih, dan penuh dengan makanan. Tikus menatap sekitar deng perasaan takjub. Ia benar-benar merasa tertampar dengan keadaan ini. kehidupan mereka sangat berbanding terbalik.


Kucing mempersilahkan Tikus untuk masuk dan menikmati semua yang ada di sana. Sebenarnya Kucing juga merasa sangat bahagia, setelah sekian lama Ia baru memiliki teman selain majikannya itu. Ia menatap Tikus dengan penuh rasa penasaran yang luar biasa. Ia terus menatapnya apapun yang Tikus itu lakukan. Sebenarnya Tikus itu mulai tak nyaman dengan tatap itu, karena bagaimanapun Kucing adalah musuhnya. Namun Ia tak mau menunjukkannya karena itu akan sangat menyinggung sang kucing.


Sebenarnya setelah melihat semua fasilitas yang dimiliki sang Kucing, Tikus mencoba untuk membut rencana yang cerdik. Ia akan memanfaatkan si kucing untuk mencukupi makanan koloninya. Selain itu Ia bisa memanfaatkannya sebagai cara untuk menjadi pahlawan di mata koloni.


Sedangkan si Kucing pemalas yang merindukan seorang teman itu tidak memikirkan apapun kecuali seorang teman saja. Dan rasanya Tikus bisa menjadi teman untuknya. Tikus mulai menjalankan rencananya, ia mulai mengambil sedikit demi sedikit makanan sang Kucing. Tanpa ragu Ia membawa teman-temannya yang lain untuk membantunya membawa makanan. Kucing menganggapnya sebagai pertemanan yang manis dari sang Tikus. Ia mau untuk memperkenalkannya pada teman-temannya.

Semakin hari mereka semakin dekat, Tikus mulai memperalat sang Kucing agar mau mengambilkan makanan yang lebih banyak lagi. Dengan patuhnya Kucing mau untuk. Padahal tanpa Ia ketahui Tikus ahanya memperalatnya.

Di suatu sore yang indah, kucing mengajak tikus berjalan-jalan di taman rumah itu. Begitu indah dan megah, dihiasi bunga dan air mancur. Semuanya begitu sempurna di sana. Berjalan dengan menikmati setiap sudut yang ada, sambil mengobrol sesuatu yang receh namun itu sangat menghibur sang Kucing.

“Apa kau tahu kawan.. sudah sangat lama aku tak pernah menikmati suasana ini.” Kucing berkata.

“mengapa memangnya?” Tanya sang tikus.

“selama ini aku hidup di istana yang megah nan indah, siapa yang tak ingin tinggal di sini. Namun, sejujurnya aku tak begitu suka tinggal di istana ini” jelas Kucing.

“Mengapa kau tak menyukainya, istana ini begitu penuh makanan dan barang-barang yang membuat siapa saja nyaman bersamanya. Apa kau tak melihat keadaanku yang bahkan tinggal di selokan rumah ini.” jelas sang Tikus. Dengan ekspresi yang cukup jengkel karena Ia merasa Bahwa Kucing sedang mengejeknya.

“Hahahaha.. namun kau bahagia dengan hal itu bukan, kau tak pernah sendiri, kau bersama orang-orang yang kau sayangi bukan?! Cobalah lihat diriku ini kawan.. nasibku.. hahahahahahaha…” mengatakannya dan terus berjalan sambil tertawa. Sedang Tikus tersentak dan terdiam di tempatnya, ia tersadar dengan apa yang telah ia lakukan pada sang Kucing selama ini.

blog post.jpg