Download Aplikasi Ngedongeng di
Suatu ketika saat udara sedang panas, seorang anak bernama Tara bermain sendirian di kebun. Hari itu, tidak ada teman yang mau diajak Tara untuk bermain bersama. Para orang tua melarang anak-anaknya untuk bermain dengan Tara. Ini semua karena Tara suka berbuat jail.
Siang itu, Tara sangat kesepian. Ia bertanya-tanya, “Mengapa teman-temanku semua menjauhiku?” Ia kemudian berlari menyusuri kebun. Kakinya menendang apapun yang ditemuinya. Ia mengambil batu kerikil dan melemparkannya sembarang arah.
Setelah berjalan ratusan meter, ia menemukan pohon jambu yang sedang berbuah sangat lebat. Ia kembali mengambil kerikil dan melemparkannya ke pohon jambu. Alhasil, jambu-jambu itu pun banyak berjatuhan.
Tara menjadi sangat senang, ia bisa makan buah jambu sepuasnya. Ia makan sampai kenyang hingga ia tertidur di bawah pohon jambu. Dalam tidurnya, Tara bermimpi sedang berada di suatu tempat yang penuh dengan pohon jambu. Setiap hari ia mengunjungi kebun jambu itu. Ia memanjatnya, memakan buahnya, hingga tiduran di bawahnya. Tara sangat mencintai pohon jambu itu. Demikian pula pohon jambu sangat mencintai anak kecil itu.
Di antara puluhan pohon jambu, ada satu pohon jambu yang buahnya berwarna hijau sendiri. Orang-orang menyebutnya dengan jambu alas. Tara sangat tertarik dengan pohon jambu itu. Ia suka memakan buahnya, karena meskipun ukurannya kecil, tapi rasanya sangat manis. Saat Tara asyik memakan jambu, tiba-tiba pohon jambu berbicara kepada Tara.
“Hai anak manis, siapa namamu? Mengapa kamu ada di sini sendiri?”
“Hai pohon jambu, aku Tara. Aki ada di sini karena aku sangat menyukai buahmu. Buahmu kecil, tapi rasanya sangat manis. Aku sendirian di sini karena teman-temanku tidak ada yang mau main denganku.”
“Apa kamu berbuat jahil kepada mereka?”
“Kata mereka iya. Aku suka menjahili mereka dengan menyembunyikan barang milik temanku, tapi aku selalu mengembalikannya. Tapi, kata mereka aku mengembalikan barang itu dalam keadaan rusak. Padahal, barang itu sudah rusak sebelum aku mengambilnya.”
“Tara, bolehkah aku bertanya lagi padamu?” tanya pohon jambu.
Tara hanya mengangguk.
“Bagaimana cara kamu mendapatkan buahku? Padahal pohonku tinggi dan licin untuk di panjat.”
“Iya pohon jambu. Aku sangat kesal karena tidak bisa memanjat pohonmu. Tapi aku tidak menyerah. Aku mengambil batu dan melemparkannya ke buah-buahmu. Aku melemparimu batu dan kamu memberiku buahmu.” Jawab Tara dengan murung.
“Itulah suatu kebaikan. Tidak pandang apa yang orang lain lakukan kepadanya, ia akan selalu berbuat baik. Apakah kamu mau menjadi orang yang baik?”