blog post.jpg
SHARE THIS POST

Download Aplikasi Ngedongeng di



Suatu ketika saat udara sedang panas, seorang anak bernama Tara bermain sendirian di kebun. Hari itu, tidak ada teman yang mau diajak Tara untuk bermain bersama. Para orang tua melarang anak-anaknya untuk bermain dengan Tara. Ini semua karena Tara suka berbuat jail.



Siang itu, Tara sangat kesepian. Ia bertanya-tanya, “Mengapa teman-temanku semua menjauhiku?” Ia kemudian berlari menyusuri kebun. Kakinya menendang apapun yang ditemuinya. Ia mengambil batu kerikil dan melemparkannya sembarang arah.



Setelah berjalan ratusan meter, ia menemukan pohon jambu yang sedang berbuah sangat lebat. Ia kembali mengambil kerikil dan melemparkannya ke pohon jambu. Alhasil, jambu-jambu itu pun banyak berjatuhan.



Tara menjadi sangat senang, ia bisa makan buah jambu sepuasnya. Ia makan sampai kenyang hingga ia tertidur di bawah pohon jambu. Dalam tidurnya, Tara bermimpi sedang berada di suatu tempat yang penuh dengan pohon jambu. Setiap hari ia mengunjungi kebun jambu itu. Ia memanjatnya, memakan buahnya, hingga tiduran di bawahnya. Tara sangat mencintai pohon jambu itu. Demikian pula pohon jambu sangat mencintai anak kecil itu.



Di antara puluhan pohon jambu, ada satu pohon jambu yang buahnya berwarna hijau sendiri. Orang-orang menyebutnya dengan jambu alas. Tara sangat tertarik dengan pohon jambu itu. Ia suka memakan buahnya, karena meskipun ukurannya kecil, tapi rasanya sangat manis. Saat Tara asyik memakan jambu, tiba-tiba pohon jambu berbicara kepada Tara.

“Hai anak manis, siapa namamu? Mengapa kamu ada di sini sendiri?”



“Hai pohon jambu, aku Tara. Aki ada di sini karena aku sangat menyukai buahmu. Buahmu kecil, tapi rasanya sangat manis. Aku sendirian di sini karena teman-temanku tidak ada yang mau main denganku.”


“Apa kamu berbuat jahil kepada mereka?”

“Kata mereka iya. Aku suka menjahili mereka dengan menyembunyikan barang milik temanku, tapi aku selalu mengembalikannya. Tapi, kata mereka aku mengembalikan barang itu dalam keadaan rusak. Padahal, barang itu sudah rusak sebelum aku mengambilnya.”


“Tara, bolehkah aku bertanya lagi padamu?” tanya pohon jambu.

Tara hanya mengangguk.

“Bagaimana cara kamu mendapatkan buahku? Padahal pohonku tinggi dan licin untuk di panjat.”


“Iya pohon jambu. Aku sangat kesal karena tidak bisa memanjat pohonmu. Tapi aku tidak menyerah. Aku mengambil batu dan melemparkannya ke buah-buahmu. Aku melemparimu batu dan kamu memberiku buahmu.” Jawab Tara dengan murung.


“Itulah suatu kebaikan. Tidak pandang apa yang orang lain lakukan kepadanya, ia akan selalu berbuat baik. Apakah kamu mau menjadi orang yang baik?”

blog post.jpg

Download Aplikasi Ngedongeng di





Tara pun terbangun dari tidurnya. Sejak saat itu, Tara bertekad untuk sebisa mungkin berbuat baik kepada siapapun. Ia pun juga semakin sering mengunjungi pohon jambu untuk bermain bersama. Tara juga mengajak teman-temannya untuk makan buah bersama dan bermain di bawah rindangnya pohon jambu.

Hingga suatu ketika, Tara menjadi remaja yang terkenal karena kebaikannya. Sehingga, banyak orang yang bertanya-tanya kepada Tara, mengapa ia berubah menjadi sangat baik. Tara pun dengan senang hati menceritakan suatu kisah kepada orang-orang.


Tara remaja mulai bercerita. Ia mengarang sebuah cerita tentang kisah persahabatan antara anak laki-laki dengan pohon jambu. Yang tak lain adalah petuah yang pernah ia dapatkan dari mimpinya yang lain. Ia mulai bercerita dan orang-orang mendengarkannya dengan seksama.


Pada zaman dahulu, ada seorang anak laki-laki yang senang bermain di bawah pohon jambu dan ia menjalin persahabatan dengan pohon jambu. Hingga waktu terus berlalu. Anak laki-laki semakin besar dan ia jarang sekali bermain-main dengan pohon jambu. Suatu hari ia mendatangi pohon jambu. Wajahnya tampak sedih. Anak laki-laki mendatangi pohon jambu seperti puluhan tahun lalu. Saat ia merasa sendiri.


blog post.jpg

“Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon jambu itu.


“Aku sekarang tidak lagi suka bermain.”


“Aku ingin mainan. Tapi aku tak punya uang”


Pohon jambu itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang, tetapi kau boleh mengambil semua buah jambuku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.”


Anak laki-laki sangat senang. Ia lalu memetik semua buah jambu yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu Anak laki-laki tak pernah datang lagi. Pohon jambu itu kembali sedih.


Suatu hari Anak laki-laki datang lagi. Pohon jambu sangat senang melihatnya datang.


“Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon jambu yang masih menganggapnya sebsgai anak laki-laki saat pertama kali ia datang.

“Aku tak punya waktu,” jawab Anak laki-laki.


“Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?”

“Maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi batangku ini bisa kamu jadikan rumah, tebang saja batangku.” kata pohon jambu. Anak laki-laki pun segera menebang dahan pohon jambu dengan riang gembira.


blog post.jpg

Download Aplikasi Ngedongeng di





Pohon jambu itu juga merasa bahagia melihat Anak laki-laki senang, tapi Anak laki-laki tak pernah kembali lagi. Pohon jambu itu merasa kesepian dan sedih kembali.


Pada suatu musim panas, Anak laki-laki datang lagi. Pohon jambu merasa sangat bersuka cita menyambutnya datang kembali.


“Ayo bermain-main lagi denganku,” kata pohon jambu.

“Aku sudah tidak pantas bermain-main. Aku sungguh sedih hari ini. Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlayar mengarungi lautan.” tutur Anak laki-laki.

“Aku sangat ingin menolongmu. Tapi, aku hanya punya sisa batang tubuhku ini. Kalau kamu mau, kamu bisa membuatnya menjadi kapal.” Anak itu pun memotong batang pohon jambu dan membuatnya menjadi kapal untuk berlayar.

Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon jambu itu. Akhirnya, Anak laki-laki datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.

“Hai apa kabarmu? Maafkan aku yang sudah tak lagi memiliki buah jambu lagi untukmu.”

“Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk menggigit buah jambumu,” jawab Anak laki-laki.

“Maafkan aku pula yang sekarang tidak punya batang yang bisa kamu panjat.” Kata pohon jambu.

“Aku juga tidak bisa lagi memanjat. Tulangku sudah terlalu rapuh untuk memanjat.” Kata anak laki-laki dengan sangat murung.

“Maafkan aku sekali lagi. Aku sekarang benar-benar tidak punya apa-apa lagi kecuali sisa akar ini.” Kata Pohon Jambu seraya menitihkan air mata.

“Aku juga tidak membutuhkan apa-apa lagi. Saat ini aku hanya butuh tempat untuk beristirahat.” kata Anak laki-laki.

“Kamu bisa duduk di atasku, di sisa akar-akarku. Rehatlah dengan tenang, mari kita lewati hari-hari bersama-sama seperti dulu lagi.” Kata Pohon Jambu penuh ketenangan.



Anak laki-laki berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon jambu itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya. Tara kemudian menutup ceritanya, bahwa perbuatan baik itu akan selalu membawa kebaikan.

blog post.jpg