Download Aplikasi Ngedongeng di
Mereka merupakan sosok-sosok aneh dengan tubuh manusia berkepala kucing, elang, domba, dan singa. Seorang pemimpin dari karavan mengenakan hiasan kepala dengan dua tanduk dan cakram di antara kedua tanduknya. Pada salah satu karavan, terdapat seorang anak laki-laki kecil tanpa ayah atau ibu, hanya seekor anak kucing hitam kecil yang dia punya. Orang tuanya terkena wabah yang membuat mereka meninggal dunia. Hanya kucing hitam kecil itu yang dapat mengurangi kesedihannya. Anak laki-laki itu dipanggil dengan sebutan Menes.
Di hari ketiga saat para pengembara menginap di Ulthar, Menes tidak bisa menemukan anak kucingnya. Dia menangis keras di pasar dan mencari kucingnya ke berbagai tempat. Kemudian penduduk memberitahunya terkait pasangan suami istri aneh yang suka membunuh kucing. Ketika mendengar hal tersebut, isak tangisnya berhenti. Kemudian ia merenung dan berdoa. Dia mengulurkan tangannya ke arah matahari dan berdoa dalam bahasa yang tidak bisa dimengerti penduduk desa.
Pandangan penduduk seketika tertuju pada langit. Di langit terbentuk awan-awan aneh setelah anak kecil itu mengucapkan doanya. Tampak sosok-sosok misterius yang samar-samar, makhluk yang memakai mahkota dengan cakram dan diapit oleh tanduk. Sungguh seperti sebuah ilusi.
Malam itu para pengembara meninggalkan Ulthar, dan setelahnya tidak pernah terlihat lagi. Kini, para penduduk merasa sedih ketika mereka tahu bahwa di desanya tak ada seekor kucing pun yang bisa ditemukan. Setiap kucing rumahan semua menghilang. Baik kucing besar dan kecil, hitam, abu-abu, belang, kuning dan putih, semua tiada lagi.
Tuan Kranon, Wali Kota Ulthar, menuduh bahwa orang-orang kulit hitam telah mengambil kucing-kucing itu dan pergi sebagai balas dendam atas pembunuhan anak kucing milik Menes. Tetapi Nith, seorang notaris, menyatakan bahwa pasangan suami istri itu lebih mungkin untuk dicurigai. Karena begitu terkenal dengan kebencian mereka terhadap kucing.
Namun, tetap saja tidak ada yang berani mengeluh atau bertanya kepada pasangan aneh itu. Atal, seorang anak kecil bersaksi bahwa di saat senja dia pernah melihat semua kucing Ulthar berjalan ke halaman rumah terkutuk di bawah pohon Ek itu. Kucing-kucing berjalan sangat lambat dan membentuk lingkaran di sekitar rumah. Mereka berjajar, seolah-olah melakukan sebuah ritual binatang yang belum pernah disaksikan.